Selasa, 24 Agustus 2010

aku belajar untuk studio tematik 2 ku di pinggiran sungai SOLO

MDGs adalah Millenium Development Goals

fly ash atau debu terbang adalah hasil sampingan dari pembakaran batu bara. Jika tidak dimanfaatkan, fly ash dapat mengotori udara, bahkan dapat terbakar sendiri jika terkumpul dalam jumlah besar. Namun, fly ash sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk menyerap polutan dan logam berat yang mencemari air sungai.

http://geourban.wordpress.com/2009/06/05/geologi-solo/

Van Bemmelen membagi Zone Solo menjadi 3 bagian yaitu : Sub Zone Blitar, Sub Zone Solo (sensustrico) dan Sub Zone Ngawi. Menurut sistem pembagian ini Kota Surakarta termasuk dalam Sub Zone Solo. Sub Zone Solo merupakan depresi endapan vulkanik muda yang membatasi sisi selatan Perbukitan Kendeng dan terdiri dari sederetan vulkan kuarter. Aliran permukaan menuju sub zone ini, sehingga material penyusun Sub Zone Solo adalah material endapan. Batuan di Kota Surakarta merupakan endapan dari Vulkan Lawu, Vulkan Merapi, Vulkan Merbabu, Perbukitan Kendeng dan Pegunungan Selatan.
Material pembentuk batuan di Kota Surakarta terdiri dari bahan vulkanis Merapi dan Lawu yang berumur holosen. Kota ini terletak pada ujung timur endapan yang berasal dari Vulkan Merapi, ujung utara endapan dari Pegunungan Selatan dan ujung barat endapan yang berasal dari Vulkan Lawu (Widiyanto, 1982 dalam Baiquni, 1988 : 24).
Berdasarkan Peta Geologi dari Geohidrologic Map Surakarta (dalam Baiquni, 1988) terlihat bahwa batuan di lokasi penelitian terdiri dari :
- Aluvium (AL)
Satuan batuan ini terdapat di Kota Surakarta bagian tengah hingga ke selatan yaitu di sebelah timur Jalan Jenderal Ahmad Yani, ke utara hingga Kali Pepe, ke timur hingga Stasiun Balapan dan sebagian sampai Bengawan Solo.
- Formasi Notopuro (NP)
Formasi Notopuro terdapat di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu di sebelah utara Stasiun Jebres, ke barat hingga Stasiun Balapan, ke utara hingga Kantor Lurah Mojosongo dan ke timur hingga Bengawan Solo.

- Formasi Kabuh (KB)
Formasi Kabuh terdapat di bagian utara Kota Surakarta, tepatnya di utara Kantor Lurah Mojosongo hingga Kali Kebo.

- Batuan Vulkanik Muda (YV)
Satuan batuan ini terdapat di bagian barat dan utara Kota Surakarta. Di bagian barat Kota Surakarta tepatnya di sebelah barat Jalan Jenderal Ahmad Yani, sedangkan di bagian utara tepatnya di selatan dan barat Kali Pepe serta di tepi Kali Pelemwulung.


yang menyangkut sungai???nie mbak dan mas angkatan 2005

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, pada awalnya didesain sebagai kota air, dimana tiga belas sungai yang melintasinya dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber penghidupan warga kota. Sungai Ciliwung sebagai sungai terbesar yang memotong tepat di pusat kota Jakarta, merupakan sungai utama yang menunjang kehidupan warga kota, sayangnya saat ini sungai tersebut menjadi musibah besar bagi warga kota, karena luapan airnya membanjiri kota. Banyaknya permukiman kumuh disepanjang tepian sungai menambah masalah baru, yaitu pencemaran di sekitar daerah aliran sungai.
Ciliwung Recovery Program (CRP), merupakan proyek yang bertujuan memurnikan sungai Ciliwung ke bentuk asalnya. Melalui sistem baru di dalam bangunan dan memanfaatkan limbah sungai sebagai bahan bakunya, CRP diharapkan mampu menjadi generator perbaikan lingkungan bagi kota Jakarta.

Dalam CRP terdapat tiga garis utama proses memurnikan sungai Ciliwung, garis pertama adalah mengalirkan aliran sungai Ciliwung yang tercemar ke dalam bangunan melalui pipa-pipa kapiler dengan memanfaatkan sistem bejana berhubungan untuk mengangkatnya menuju ke bagian pengolahan limbah. Pada tahap ini, air sungai dipisahkan dari sampah, sampah ini yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanah di sekitar aliran sungai, sedangkan air sungai yang bebas sampah diolah ke tahap selanjutnya atau dialirkan kembali ke aliran sungai.

Garis kedua merupakan tahap pemurnian air sungai melalui penambahan berbagai mineral agar air dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari bagi penghuni bangunan, yang tak lain adalah penghuni permukiman kumuh di sepanjang Sungai Ciliwung. Pemindahan penghuni bantaran sungai ke dalam bangunan CRP bertujuan untuk membuka dan memperluas daerah aliran sungai Ciliwung yang akan dipersiapkan menjadi ruang-ruang terbuka hijau baru bagi kota Jakarta.

Garis ketiga merupakan pengolahan kembali produk limbah rumah tangga tersebut menjadi air yang layak untuk dikembalikan ke aliran sungai Ciliwung. Sebagian air sungai olahan tersebut didistribusikan ke tanah-tanah di sekitar aliran sungai Ciliwung melalui dua cara. Cara pertama melalui pipa-pipa kapiler di bawah tanah yang tidak hanya membawa air, tetapi juga pupuk yang dihasilkan pada garis pertama. Pipa-pipa kapiler ini terhubung dengan menara generator yang berada di sekitar tanah-tanah yang mengalami kerusakan, dan menciptakan sebuah lingkungan baru yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian.

Cara kedua distribusi air memanfaatkan ketinggian bangunan CRP, dengan cara menyemprotkan air olahan melalui kulit bangunan. Semprotan air dari ketinggian ini menimbulkan kelembaban di bagian bawah bangunan yang memicu tumbuhnya tanaman perintis yang nantinya mampu memberi kontribusi besar bagi terciptanya sebuah ekosistem baru yang dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Berbagai ekosistem ini yang nantinya akan menciptakan iklim mikro yang baik bagi kota Jakarta, sekaligus sebagai jawaban atas berkurangnya banyak ruang terbuka hijau di seluruh dunia yang menimbulkan pemanasan global.

Bangunan CRP ini memanfaatkan ketinggiannya untuk menghasilkan energi bagi dirinya sendiri, termasuk penggunaan sistem teknologi pasif di dalam bangunannya. Kulit bangunan dirancang dengan banyak lapisan, dimana lapisan terluar yang banyak memperoleh angin, dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga angin. Untuk pembangkit listrik tenaga surya, di pucak gedung terdapat solar reactor raksasa. Untuk transportasi vertikal, bangunan CRP menggunakan Archimedes Lift yang memanfaatkan prinsip Archimedes. Lift akan bergerak naik dan turun sesuai dengan hukum dengan mengakomodasi berat jenisnya. Sisa energi yang dihasilkan dari bangunan CRP ini juga akan didistribusikan ke bangunan-bangunan di sekitar sungai Ciliwung.

 

ITHET DJAYA. Design By: SkinCorner