Selasa, 04 Desember 2012

BOYOLALI BAGIAN SELO (versi sebelum kuliah proseminar jam 11.00)

berkarya lagi aja ya... di tengah sibuk papper, makalah, tulisan jurnal, dan segala proposal tesis yang meng"galau"kan diri mau bikin proposal yang kayak apa maka..... saya lakukan adalah searching dan gak ada salahnya memperkenalkan boyolali tanah kelahiranku dihadapan para pembaca yang mungkin sama2 galau.... salam horrock.....

PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Dengan kondisi tanah dan ketinggian selo, banyak produksi pertanian unggulan diselo
  1. Wortel
  2. Tembakau
  3. Jagung
  4. Kol
  5. Broccoli
  6. Sawi
  7. Jagung
  8. kentang,
  9. daun bawang,
  10. bawang merah,
  11. bawang putih,
  12. strawbery,
  13. kesemeg,
  14. ketela rambat
dan sekedar rahasia umum ya, murah2 bangetzzzz..... selain keramahan para penjual dan mungkin sikap "nyah_nyoh" mereka alias dengan keikhklasan mereka yang seneng kalau hasil bumi mereka terjual. bahkan kalau untung mereka tidak memikirkan keuntungan dari nominal uang. mereka merasa untung jika mereka (mbok2 penjual sayur) bisa menemukan orang baru yang bisa mereka sapa..... subhanalah..... kueren.... 

Kesenian Rakyat

Selo dikenal sangat kaya akan kesenian rakyat, pengembangan kebudayaan di sini sangat maju karena partisipasi masyarakatnya luar biasa. berbagai seni yang ada di Selo
Seni Jalan
  1. Jalantur
    Sejumlah warga mementaskan tari jalantur pada sebuah acara di Sumber, Dukun, Magelang, Jateng. (yah mungkin karena boyulali atas dekat sama ketep yang kabupaten magelang ya dianggapnya sama keseniannya... bukan berarti klaim milik boyolali apa klaim magelang ya.... kan sama2 indonesianya... bersat) Jalantur merupakan kesenian tradisional khas wilayah lereng Gunung Merapi bagian barat yang menceritakan tentang keberanian dan kegagahan pasukan kerajaan jaman Mataram kuno yang penarinya merupakan orang tua 
  2. Soreng
    Kesenian Soreng merupakan kesenian asli masyarakat Selo. Kesenian tersebut dimainkan dalam upacara adat atau hajatan besar yang terjadi di Kecamatan Selo. Kesenian Soreng yang merupakan kesenian yang diadopsi dari kisah Aryo Penangsang dan para prajuritnya. Kesenian Soreng sendiri idealnya minimal dimainkan oleh 10 sampai 12 orang penari laki-laki. Aryo Penangsang merupakan adipati Pati yang berperang merebut takhta kerajaan Demak, sepeninggal Sultan Tranggono. Aryo Penangsang tidak setuju kalau takhta kerajaan diwariskan ke Mas Karebet atau Joko Tingkir yang merupakan menantu Sultan Tranggono. Mas Karebet mewarisi takhta kerajaan Demak, dan memindahkan ke istana Pajang. Sebagai raja kerajaan Pajang mas Karebet bergelar Sultan Hadiwijaya. Aryo Penangsang memiliki kesaktian yang mandraguna. Tunggangan Aryo Penangsang adalah kuda jantan tegar  yang diberi nama Gagak Rimang. Pada akhirnya Aryo Penangsang gugur setelah bertarung dengan Danang Sutawijaya yang merupakan putra angkat Sultan Hadiwijaya. Danang Sutawijaya sendiri akhirnya menjadi raja Mataram di Kotagede, Yogyakarta dengan gelar Panembahan Senopati.  Ketika tabuhan rebana dimainkan dengan irama cepat, mampu menyedot perhatian begitu banyak masyarakat Dukuh Cangkol. Ratusan orang langsung berkumpul dalam tempo waktu beberapa menit. Kesenian Soreng sendiri merupakan kesenian yang cukup diminati seluruh masyarakat Cangkol. Tua-muda, bahkan anak-anak tumpah ruah menyaksikkan kesenian tersebut. Gerakan unik yang dimainkan para penari Soreng menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Cangkol.
  3. Jathilan
    “Hok ya, hok ya, hak’e hak’e, hok ya hok ya …” tari jathilan identik dengan Alunan irama nan keras yang terdengar dari tabuhan gamelan dan suara-suara bernada tinggi sang pengrawit.Jaran Kepang atau Jatilan keberadaannya juga hampir punah. Seperti tarian Jathilan lainnya yang mengandung unsur cerita tentang kesatria berkuda, saat adegan peperangan.selain melibatkan para penari laki-laki, tak jarang ibu-ibu paruh baya juga terlibat dan mereka bergaya layaknya lelaki. Memasang muka sangar ditambah gestur seperti pria dewasa. Peran ibu-ibu dalam tarian jathilan ini bermaksud memberikan sisi kelembutan tarian Jatilan. Maka ada sebuah sanggar yaitu Sanggar Turonggo Putri dimana semua pemainnya ibu-ibu yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun.
  4. Kuda Lumping
  5. Reog Ponorogo
  6. Topeng Ireng
  7. Keprajuritan
    Ada beberapa macam tari keprajuritan yang berkembang dengan baik di kawasan Selo. Menurut cerita seorang prajurit ahli pedang kepercayaan Pangeran Diponegoro pernah tersesat di daerah ini. Prajurit tersebut bernama Ki Hajar Seloka. Prajurit ini sangat dihormati di wilayah ini, bahkan ada yang mengkaitkan nama kawasan Selo berasal dari nama prajurit tersebut. Beberapa tari yang berkisah tentang keprajuritan yang ada di wilayah ini adalah tari Soreng, tari Jlantur dan tari Badui. Menurut riwayatnya tari Jlantur adalah tari ciptaan Ki Hajar Seloko yang diwariskan kepada masyarakat Selo.
  8. Rodat
  9. Jangkrik Ngenthir
  10. Budi Tani
  11. Badui
  12. Kobra Siswa
SUMBERNYA:
http://koridormerapi.wordpress.com/2010/07/13/tari-soreng/
http://mmcfm.wordpress.com/potensi-selo/kesenian-rakyat/
http://promojateng-pemprovjateng.com/detilfoto.php?id=402
http://www.soloposfm.com/2012/11/hao-hae-yao-yae-hok-yaaa-seniman-jathilan-pun-serbu-solo/

0 komentar:

 

ITHET DJAYA. Design By: SkinCorner