Jumat, 17 September 2010

Persepsi Rumah Nyaman

menurut itadwijayanti dan dindi eneng CS arsitektur 2007
dalam arsitektur dan lingkungan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Berbagai macam hal dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan ini senantiasa berkembang secara terus-menerus. Pangan/makanan bukan lagi sekedar untuk mengisi perut agar dapat bertahan hidup. Kini orientasi dari makanan tidak hanya mengenyangkan tapi juga harus lezat dan bergizi.

Sama halnya dengan pangan dan sandang, fungsi rumah sebagai tempat berlindung juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan tren rumah menjadi perhatian banyak orang. Rumah dan bangunan-bangunan lain memiliki bentuk yang variatif dan ekspresif. Namun diluar penampilan, ada banyak aspek yang harus dimiliki sebuah hunian. Salah satu di antaranya adalah aspek kenyamanan. Apakah tingkat kenyamanan seseorang itu sama dengan yang lain? Kemudian apakah setiap orang itu memiliki standart tersendiri dalam menentukan batasan ”nyaman”

Oleh karena itu kami melakukan survei ke dalam masyarakat. Tentang apa yang dimaksud rumah nyaman dan mencangkup aspek apa saja rumah itu bisa dikatakan nyaman.

Berikut ini akan kami sampaikan hasil wawancara kami tentang persepsi responden terhadap rumah yang nyaman dari beberapa kalangan.

1. Menurut Nurul Hidayati (18), siswa kelas XII SMA 3 Surakarta yang memiliki rumah di sebuah perumahan daerah Bekasi, rumah yang nyaman bukanlah rumah yang mewah atau mahal harganya, tapi rumah yang bersih, rapi, dan terletak di tempat yang strategis , bukan di pinggir keramaian (misal ditepi jalan raya). Selain itu, rumah harus memiliki taman atau pepohonan, sehingga membuat udara sejuk dan nyaman ditempati. Dan ketika ditanya apakah rumahnya sudah nyaman atau belum, dia mengatakan, “Kalau menurutku, rumahku sudah lumayan nyaman karena sudah bersih,rapi dan letaknya gak dipinggir jalan raya…rumahku khan di dalam perumahan, tapi sayangnya rumahku belum ada tamannya gitu. Karena tanahnya terbatas sih….”

2. Menurut Khoirunisa (19), mahasiswi pertanian UNS, rumah yang nyaman itu memiliki struktur dan konstruksi yang kokoh sehingga tidak cepat roboh seiring berjalannya waktu. Dan ia berpendapat bahwa rumahnya itu sudah nyaman. Karena, walaupun kecil, rumahnya memiliki teras yang luas dan di halamannya terdapat pohon mangga yang rindang. Sehingga hampir tiap sore banyak orang yang bercengkerama di teras rumahnya.

3. Menurut Danar Ariyanto (18), seorang mahasiswa IHS Surakarta yang bertempat tinggal di lingkungan pedesaan di Musuk Boyolali, kriteria rumah yang nyaman adalah rumah yang bisa memadai anggota keluarga dan memiliki nilai guna yang baik di setiap sisinya. Dan ia mengatakan bahwa rumahnya yang sekarang ia tempati belum nyaman dikarenakan belum cukup aman. Ketika ditanya tentang model rumah yang diinginkan, ia menjawab, “aku pengen punya rumah kaya’ yang di Jepang itu lho. Kaya’ rumahnya Shinchan. Soalnya lucu n unik…”

4. Menurut Tri Utomo yang lebih sering dipanggil Momo (20), mahasiswa UNSA, rumah yang nyaman adalah rumah yang mencakup unsur keamanan, kenyamanan, dan kesehatan. Tidak perlu mewah asalkan bisa membuat kita kerasan dan betah didalamnya.

5. Menurut Ika Hestining Prawesti (19), Mahasiswi D3 Ekonomi akuntansi UNS, bangunan yang nyaman itu memiliki ruangan yang lengkap (dapur, KM, kamar tidur, dll) di mana semua ruangan mempunyai cukup pencahayaan, dapat melindungi dari panas/hujan. “Rumah yang sekarang aku tempati belum begitu nyaman karena terlalu banyak ventilasi. Membuat suasana menjadi dingin,” katanya sambil bercanda, “Jika terus-terusan seperti itu, lama-lama malah masuk angin,” ujarnya. (Dia baru saja pindahan rumah bulan Februari kemarin)

6. Menurut Adnez Putra (16), pelajar kelas XI SMK 3Muhamadyah Surakarta, rumahnya yang berada di Solo Baru sudah sesuai dengan keinginannya, karena sudah pas. Ada kamar mandi, WC, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, tempat buat cuci-cuci, terus kamar tidurnya 3. Dua kamar ukuran 5mx6m digunakan dirinya sendiri dan digunakan oleh adiknya. Sedangkan kamar ukuran 5mx7m buat papa dan uminya.

7. Menurut Dian Afriani (17), mahasiswi FK UMY, “Rumah adalah tempat yang paling nyaman. kalo lagi capek trus pulang ke rumah, capeknya hilang,”. Selain itu, rumah yang menarik menurutnya adalah rumah dengan tampilan luar yang minimalis, tetapi tidak minimalis untuk ruang-ruang di dalamnya. Ia lebih tertarik dengan ruang-ruang yang “gede”, warna cat tidak terlalu ramai, simpel, ventilasinya OK, dan mempunyai tanaman.

8. Menurut Fatmawati (17), mahasiswi jurusan Matematika Universitas Jambi, Rumah adalah tempat yang paling nyaman, paling enak dan kita bisa merasa tenang di dalamnya. Rumah dengan model minimalis, tidak banyak ornamen lebih terlihat cantik dan menarik. “Apalagi jika ditambah taman-taman kecil. Ruangan di dalamnya harus cukup ventilasi, dengan salah satu sudut ruang yang agak membulat / oval supaya tidak terlalu kaku,”.

9. Menurut Bapak Slamet Sasmito (59), yang bekerja di bidang wiraswasta, rumah adalah tempat berteduh agar tidak kepanasan dan kehujanan. “Rumah tampak apik apabila di bagian luarnya terdapat tanaman yang asri, dengan seekor anjjing penjaga, demi keamanan rumah,” ujar beliau. Ruang-ruang yang lebar, bersih dan dengan asesori yang indah akan membuat rumah lebih menarik. Ditambah dengan kamar-kamar yang langsung menghadap ke taman yang halamannya luas.

10. Menurut Endah (21) mahasiswi Psikologi UII, rumahku adalah istanaku. Apapun dan bagaimanapun keadaan rumah sendiri tetap terasa lebih nyaman daripada berada dirumah oranglain. Oleh karena itu, rumah yang nyaman menurut dia idealnya adalah rumah sendiri (bukan ngontrak, sewa atau sejenisnya). Karena rumah sendiri tentu kemudian harus sesuai dengan kondisi psikologis setiap orang yang ada didalamnya sebab tidak semua orang memiliki persepsi yang sama tentang rumah. Jadi, rumah yang ideal adalah rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik tentu saja memenuhi standar kesehatan dan keamanan, seperti ruangan, tata letak,cat, ventilasi, aksesoris, dan sebagainya yang sesuai. Secara psikologis, tergantung bagaimana penghuninya dapat menciptakan rumah yang ‘sehat’ atau tidak.

11. Menurut Hery Kusbandriyo (19), mahasiswa Teknik Mesin UNS, rumah adalah tempat yang nyaman buat kita untuk melakukan seluruh kegiatan tanpa rasa malu. “Rumah yang bisa menjaga kita, belum tentu merasa nyaman dan aman. Tapi kita juga harus fight di luar rumah,” ujarnya. Selain itu, ia juga berpendapat bahwa rumah harus bisa memberi rasa nyaman. “Kerasan untuk tetap di dalamnya…”. Bila kita sudah punya rumah, berarti kita sudah nyaman, karena kita sudah memutuskan untuk berani mengambil resiko untuk mempunyai sebuah rumah sebagai tempat berteduh. Rumah dapat memberikan kenyamanan, dan sebaliknya. Tinggal kita saja, bagaimana membangun suatu keadaan dalam rumah tersebut.”

12. Menurut Ibu Dra. Sarmini Apt, Mkes (49), PNS, beliau mengatakan bahwa rumah yang nyaman adalah rumah yang memiliki halaman yang luas entah itu untuk bercocok tanam, bermain anak-anak atau bisa juga dijadikan inventaris untuk masa depan. Maksudnya inventaris masa depan adalah lahan halaman itu bisa di bangun toko atau warung. Ini di karenakan rumah yang beliau tempati di tepi jalan raya. Sehingga sangat berpotensi bila dijadikan tempat untuk investasi. Selain itu beliau juga berkata, “Rumah yang nyaman itu ya seperti rumah saya ini…. Dimana terdapat pohon jambu yang mampu membuat suasana menjadi rindang, sejuk, dan menyenangkan.”
Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat kami ambil dari hasil wawancara terhadap beberapa responden:

Persepsi rumah bagi setiap orang berbeda-beda. Namun, pada intinya setiap orang menganggap rumah itu sebagai tempat yang paling nyaman. Setidaknya, nyaman bagi orang yang menempatinya. Kriteria nyaman bagi setiap orang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Misalnya dari sudut pandang kenyamanan, keindahan, keamanan, sosialisasi antar anggota keluarga maupun terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara, kebanyakan responden mengharapkan rumah yang memiliki halaman yang luas. Karena halaman yang luas dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Misalnya dijadikan taman-taman sehingga rumah tampak lebih asri.



ingat cintailah lingkungan dan arsitektur... goo green ya cuingkerz

1 komentar:

Anonim mengatakan...

thet....catatan ini nemu dimana?? baru baca postingannya... ckck..terharu T.T

 

ITHET DJAYA. Design By: SkinCorner